ETIKA DALAM AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN
Nama : Meri Herliyani
NPM : 2A211288
Kelas : 4EB06
Mata Kuliah : Etika Profesi Akuntansi
BAB VIII. ETIKA DALAM AKUNTANSI
KEUANGAN DAN AKUNTANSI MANAJEMEN
A. TANGGUNG JAWAB AKUNTAN KEUANGAN DAN
AKUNTAN MENEJEMEN
Etika dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen
merupakan suatu bidang keuangan yang merupakan sebuah bidang yang
luas. Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang mengkhususkan
fungsi dan aktivitasnya pada kegiatan pengolahan data akuntansi dari suatu
perusahaan dan penyusunan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan berbagai
pihak yaitu pihak internal dan pihak external. Sedangkan seorang akuntan
keuangan bertanggung jawab untuk:
1. Menyusun laporan keuangan dari
perusahaan secara integral, sehingga dapat digunakan oleh pihak internal maupun
pihak external perusahaan dalam pengambilan keputusan.
2. Membuat laporan keuangan yang sesuai
dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan IAI, 2004 yaitu dapat
dipahami, relevan materialistis, keandalan, dapat dibandingkan, kendala
informasi yang relevan dan handal, serta penyajian yang wajar.
Akuntansi
Manajemen
Akuntansi
manajemen merupakan suatu sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan
penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu
organisasidan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan
bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan
melakukan fungsi control. Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan
manajemen, yaitu:
1. Perencanaan, menyusun dan berpartisipasi
dalam mengembangkan sistem perencanaan, menyusun sasaran-sasaran yang
diharapkan, dan memilih cara-cara yang tepat untuk memonitor arah kemajuan
dalam pencapaian sasaran.
2. Pengevaluasian, mempertimbangkan
implikasi-implikasi historical dan kejadian-kejadian yang diharapkan, serta
membantu memilih cara terbaik untuk bertindak.
3. Pengendalian, menjamin integritas
informasi finansial yang berhubungan dengan aktivitas organisasi dan
sumber-sumbernya, memonitor dan mengukur prestasi, dan mengadakan tindakan
koreksi yang diperlukan untuk mengembalikan kegiatan pada cara-cara yang
diharapkan.
4. Menjamin pertanggungjawaban sumber,
mengimplementasikan suatu sistem pelaporan yang disesuaikan dengan pusat-pusat
pertanggungjawaban dalam suatu organisasi sehingga sistem pelaporan tersebut
dapat memberikan kontribusi kepada efektifitas penggunaan sumber daya dan
pengukuran prestasi manajemen.
5. Pelaporan eksternal, ikut
berpartisipasi dalam proses mengembangkan prinsip-prinsip akuntansi yang
mendasari pelaporan eksternal.
B. COMPETENCE, CONFIDENTIALITY,
INTEGRITY AND OBJECTIVITY OF MANAGEMENT ACCOUNTANT
Etika adalah perilaku yang baik
yang telah melekat pada diri manusia itu sendiri sebagai pendoman hidup, baik
dilakukan dalam kehidupan pribadi maupun social dimasyarakat. Etika sangat
lekat hubungannya denganadat istiadat dilingkungan masyarakat untuk dijadikan
suatu aturan bermasyarakat. Beberapa etika yang harus dilakoni,
diantaranya:
1.
Competence (kompetensi)
2.
Confidentiality (kerahasiaan)
3.
Integrity
(integritas)
4.
Objective of Management Accountant (Tujuan dari
Akuntansi Manajemen)
5.
Whistle
blowing (peluit bertiup)
6.
Creative
Accounting (Akuntansi kreatif)
7.
Fraud (kecurangan)
8.
Fraud auditing (kecurangan auditor)
·
COMPETENCE
(KOMPETENSI)
a) Pengetahuan Profesional adalah menunjukkan tingkat mahir
keahlian profesional dalam pengetahuan akuntansi agar menjaga tetap terkini
dengan perkembangan dan tren. Pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan
teknologi informasi yang berlaku dan sistem untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan.
b) Keuangan monitoring dan analisis
adalah memantau dan mengumpulkan data untuk menilai akurasi dan integritas kuat
dalam menganalisis data yang bertujuan untuk memastikan kepatuhan dengan
standar yang berlaku dengan peraturan dan sistem pengendalian internal,
menafsirkan dan mengevaluasi hasil guna mempersiapkan dokumentasi dan membuat
laporan keuangan dan/atau presentasi.
c) Pengambilan keputusan adalah penggunaan
pendekatan yang efektif untuk memilih tindakan atau mengembangkan solusi yang
sesuai untuk mencapai kesimpulan, mengambil tindakan yang konsisten dengan
fakta-fakta yang tersedia.
d) Pengawasan adalah menunjukkan sifat
disiplin, menetapkan standar kinerja dan mengevaluasi kinerja dari karyawan
untuk mempertahankan tenaga kerja yang beragam untuk mengelola dan memastikan
kepatuhan dengan sumber daya manusia kebijakan dan prosedur, memantau dan
menilai pekerjaan dengan memberikan umpan balik, memberikan teknis pengawasan,
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan karyawan; rencana dan
dukungan karyawan di peluang pengembangan karir.
e) Komunikasi dan keterampilan interpersonal
adalah menyampaikan informasi kepada perorangan atau kelompok dengan memberikan
presentasi yang cocok untuk karakteristik dan kebutuhan penonton, menyampaikan
informasi secara lisan atau secara tertulis kepada individu atau kelompok untuk
memastikan bahwa mereka mengerti informasi dan pesan serta mendengarkan dan
merespons dengan tepat kepada orang lain. Kemampuan untuk membangun hubungan
kerja yang efektif yang mendorong keberhasilan organisasi.
·
CONFIDENTIALITY
(KERAHASIAAN)
Kerahasian harus terdefinisi dengan baik, dan prosedur untuk
menjaga kerahasiaan informasi harus diterapkan secara berhati-hati, khususnya
untuk komputer yang bersifat standalone atau tidak terhubung ke
jaringan. Aspek penting dari kerahasiaan adalah pengidentifikasian atau
otentikasi terhadap user. Identifikasi positif dari setiap user sangat
penting untuk memastikan efektivitas dari kebijakan yang menentukan siapa saja
yang berhak untuk mengakses data tertentu
Contoh:
Access Control Models sangat berfungsi dalam menentukan jenis kontrol akses yang
diperlukan dalam mendukung kebijakan keamanan. Model akses kontrol ini
menyediakan view konseptual dari kebijakan keamanan. Hal ini akan mengijinkan
kita untuk melakukan pemetaan antara tujuan dan petunjuk dari kebijakan
keamanan anda terhadap event yang spesifik. Proses dari pemetaan ini
memungkinkan terbentuknya definisi formal dan spesifikasi yang diperlukan dalam
melakukan kontrol terhadap keamanan. Singkatnya, access control model memungkinkan
untuk memilah kebijakan keamanan yang kompleks menjadi langkah–langkah keamanan
yang lebih sederhana dan terkontrol. Beberapa model yang berbeda sudah dibangun
sampai dengan tahun ini. Kita akan membahas beberapa model yang dianggap unik
pada bagian-bagian selanjutnya. Kebanyakan penerapan kebijakan keamanan
melakukan kombinasi dari beberapa access control models.
·
INTEGRITY
Integritas (integrity) adalah perlindungan terhadap
dalam sistem dari perubahan yang tidak terotorisasi, baik secara sengaja maupun
secara tidak sengaja. Seperti halnya
kerahasiaan, integritas bisa dikacaukan oleh hacker, masquerader, aktivitas
user yang tidak terotorisasi, download file tanpa proteksi, LAN, dan
programprogram terlarang. (contohnya : trojan horse dan virus), karena
setiap ancaman tersebut memungkinkan terjadinya perubahan yang tidak
terotorisasi terhadap data atau program. Sebagai contoh, user yang
berhak mengakses sistem secara tidak sengaja maupun secara sengaja dapat
merusak data dan program, apabila aktivitas mereka didalam sistem tidak
dikendalikan secara baik.
Contoh untuk melindungi dari ancaman terhadap integritas
ü Memberikan akses dalam kerangka
need-to-know basis
ü Pemisahan tugas(separation of
duties)
ü Rotasi tugas
·
OBJECTIVE
OF MANAGEMENT ACCOUNTANT
Tujuan dari Akuntansi Manajemen atau dalam bahasa inggris (Objective
of Mangjement Accountant). Seelum kita membahas tentang Akuntansi
Manajemen. Akuntansi manajemen adalah profesi yang melibatkan bermitra dalam
keputusan manajemen membuat, merancang perencanaan dan kinerja sistem
manajemen, dan menyediakan keahlian dalam melalui laporan keuangan dan kontrol
untuk membantu manajemen dalam perumusan dan implementasi strategi organisasi
Contoh dan Tujuan dari praktek Akuntansi Manajemen meluas ke
tiga bidang oleh American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) berikut:
1.
Manajemen
strategis untuk memajukan peran akuntan manajemen sebagai mitra strategis dalam
organisasi.
2.
Manajemen
kinerja untuk mengembangkan praktek pengambilan keputusan bisnis dan mengelola
kinerja organisasi
3.
Manajemen
risiko untuk berkontribusi untuk kerangka kerja dan praktek untuk
mengidentifikasi, mengukur, mengelola dan melaporkan risiko untuk mencapai
tujuan organisasi.
C. WHISTLE BLOWING
Whistle blowing atau Peluit Bertiup adalah menarik perhatian
kesalahan yang terjadi dalam sebuah organisasi. Proyek akuntabilitas
pemerintah. Menurut George Kerevan, “Kata of the Week” kolumnis The Scotsman,
“asal-usul etimologis meniup peluit mulia jelas.” Namun bahkan tanpa mengetahui
istilah silsilah, kita mendapatkan gambaran yang jelas dari kata-kata sendiri.
Kerevan menunjukkan yang jelas-polisi shrilling peluit ketika ia menangkap
kejahatan berlangsung.
Daftar empat cara meniup peluit:
1.
Melaporkan pelanggaran atau pelanggaran hukum kepada pihak berwenang yang
tepat.
2.
Seperti seorang supervisor, hotline atau Inspektur Jenderal
3.
Menolak untuk berpartisipasi dalam kerja kesalahan
4.
Bersaksi dalam persidangan hukum
5.
Bukti-bukti yang bocor kesalahan untuk media
Contoh:
1.
Meniup
peluit di publik sektor
2.
Pernah
dilakukan oleh mantan Enron Vice President Sherron Watkins dan tembakau
eksekutif Jeffrey Wigand. Tetapi karena pemerintah, sifatnya, seharusnya
terbuka dan transparan, pengungkapan penuh perilaku yang tidak etis atau ilegal
dalam lingkup publik sangat penting. Tidak semua masalah di publik, namun,
dihasilkan dalam organisasi pemerintah, di luar vendor, kontraktor, dan
individu dapat berpartisipasi dalam dan bahkan berkembang biak pemerintah
korupsi.
D. CREATIVE
ACCOUNTING
Creative Accounting adalah praktek akuntansi yang mengikuti
peraturan dan undang-undang yang diperlukan, tetapi menyimpang dari standar apa
yang mereka berniat untuk menyelesaikan. Akuntansi kreatif memanfaatkan pada
celah di standar akuntansi untuk memerankan palsu citra yang lebih baik
perusahaan. Semua proses dimana beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman
pengetahuan akuntansi (termasuk di dalamnya standar, teknik, dll) dan
menggunakannya untuk memanipulasi pelaporan keuangan
Contoh
kasus (Legal) :
Perusahaan PT. ABC lebih menggunakan metode FIFO dalam
metode arus persediaannya. Karena dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih
besar dibandingkan LIFO, atau Average. Hal ini dilakukan karenaAsumsi Inflasi
Besar. FIFO dapat dianggap sebagai sebuah pendekatanyang logis dan realistis
terhadap arus biaya ketika penggunaan metodeidentifikasi khusus tidak memungkinkan
atau tidak praktis.
FIFO mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati paralel
dengan arus fisik yang terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat
pada barang Jika perusahaan dengan tingkat persediaan yang tinggi sedang
mengalami kenaikan biaya persediaan yang signifikan, dan kemungkinan tidak akan
mengalamipenurunan persediaan di masa depen, maka LIFO memberikan keuntungan
arus kas yang substansial dalam hal penundaan pajak.
Ini adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh kebanyakan perusahaan. Bagi banyak perusahaan dengan tingkat persediaany ang kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menurun, maka LIFO hanyamemberikan keuntungan kecil dari pajak. Perusahaan seperti ini memilih untuk tidak menggunakan LIFO.
Ini adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh kebanyakan perusahaan. Bagi banyak perusahaan dengan tingkat persediaany ang kecil atau dengan biaya persediaan yang datar atau menurun, maka LIFO hanyamemberikan keuntungan kecil dari pajak. Perusahaan seperti ini memilih untuk tidak menggunakan LIFO.
E. FRAUD ACCOUNTING
Kecurangan (Fraud) sebagai suatu tindak kesengajaan
untuk menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak wajar dan salah
menyajikan fakta untuk memperoleh keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih
sederhana, fraud adalah penipuan yang disengaja. Hal ini termasuk
berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri. Yang dimaksud dengan penggelapan
disini adalah merubah asset/kekayaan perusahaan yang dipercayakan kepadanya
secara tidak wajar untuk kepentingan dirinya. Fraud dapat dilakukan oleh
seseorang dari dalam maupun dari luar perusahaan. Fraud umumnya
dilakukan oleh orang dalam perusahaan (internal fraud) yang mengetahui
kebijakan dan prosedur perusahaan. Mengingat adanya pengendalian (control)
yang diterapkan secara ketat oleh hampir semua perusahaan untuk menjaga
asetnya, membuat pihak luar sukar untuk melakukan pencurian. Internal fraud terdiri
dari 2 (dua) kategori yaitu Employee fraud yang dilakukan
oleh seseorang atau kelompok orang untuk memperoleh keuntungan finansial
pribadi maupun kelompok dan Fraudulent financial reporting.
·
Proses,
unsur dan faktor pemicu fraud
Proses
fraud biasanya terdiri dari 3 macam, yaitu pencurian (theft) dari
sesuatu yang berharga (cash, inventory, tools, supplies, equipment atau
data), konversi (conversion) asset yang dicuri kedalam cash dan
pengelabuhan / penutupan (concealment) tindakan kriminal agar tidak
dapat terdeteksi.
Unsur-unsur
fraud antara lain sekurang-kurangnya melibatkan dua pihak (collussion),
tindakan penggelapan/penghilangan atau false representation dilakukan
dengan sengaja, menimbulkan kerugian nyata atau potensial atas tindakan pelaku
fraud. Meskipun perusahaan secara hukum dapat menuntut pelaku fraud, ternyata
tidak mudah usaha untuk menangkap para pelaku fraud, mengingat
pembuktiannya relatif sulit.
Penyebab
/ faktor pemicu fraud dibedakan atas 3 (tiga) hal yaitu :
1. Tekanan (Unshareable pressure/
incentive) yang merupakan motivasi seseorang untuk melakukan fraud.
Motivasi melakukan fraud, antara lain motivasi ekonomi, alasan emosional
(iri/cemburu, balas dendam, kekuasaan, gengsi) dan nilai (values).
2. Adanya kesempatan / peluang (Perceived
Opportunity) yaitu kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang
melakukan atau menutupi tindakan tidak jujur.
3. Rasionalisasi (Rationalization)
atau sikap (Attitude), yang paling banyak digunakan adalah hanya
meminjam (borrowing) asset yang dicuri.
Ramos
(2003), menggambarkan penyebab fraud dalam bentuk segitiga fraud (the fraud
triangle), sebagai berikut :
Selain
itu, fraud dapat dikatagorikan atas 3 (tiga) macam sbb. :
1. Penyalahgunaan wewenang/jabatan (Occupational
Frauds); kecurangan yang dilakukan oleh individu- individu yang bekerja
dalam suatu organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
2. Kecurangan Organisatoris (Organisational
Frauds); kecurangan yang dilakukan oleh organisasi itu sendiri demi
kepentingan/keuntungan organisasi itu.
3. Skema Kepercayaan (Confidence
Schemes). Dalam kategori ini, pelaku membuat suatu skema kecurangan dengan
menyalahgunakan kepercayaan korban.
·
Jenis-jenis
fraud
Jenis-jenis
fraud yang sering terjadi di berbagai perusahaan pada umumnya dapat dibedakan
atas 3 (tiga) macam :
1. Pemalsuan (Falsification)
data dan tuntutan palsu (illegal act). Hal ini terjadi manakala
seseorang secara sadar dan sengaja memalsukan suatu fakta, laporan,
penyajian atau klaim yang mengakibatkan kerugian keuangan atau ekonomi
dari para pihak yang menerima laporan atau data palsu tersebut.
2. Penggelapan kas (embezzlement
cash), pencurian persediaan/aset (Theft of inventory / asset) dan
kesalahan (false) atau misleading catatan dan dokumen.
Penggelapan kas adalah kecurangan dalam pengalihan hak milik perorangan yang
dilakukan oleh seseorang yang mempunyai hak milik itu di mana pemilikan
diperoleh dari suatu hubungan kepercayaan.
3. Kecurangan Komputer (Computer
fraud) meliputi tindakan ilegal yang mana pengetahuan tentang teknologi
komputer adalah esensial untuk perpetration, investigation atau prosecution.
Dengan menggunakan sebuah komputer seorang fraud perpetrator dapat
mencuri lebih banyak dalam waktu lebih singkat dengan usaha yang lebih kecil.
Pelaku fraud telah menggunakan berbagai metode untuk melakukan Computer
fraud . Pengkategorian Computer fraud melalui penggunaan data
processing model, dapat dirinci sbb :
a.
Cara
yang paling sederhana dan umum untuk melaksanakan fraud adalah mengubah computer
input.
b.
Computer
fraud dapat
dilakukan melalui penggunaan sistem (dalam hal ini Processor) oleh yang
tidak berhak, termasuk pencurian waktu dan jasa komputer serta penggunaan
komputer untuk keperluan diluar job deskripsi pegawai.
c.
Computer
fraud dapat
dicapai dengan mengganggu software yang mengolah data perusahaan atau Computer
istruction . Cara ini meliputi mengubah software, membuat copy
ilegal atau menggunakannya tanpa otorisasi.
d.
Computer
fraud dapat
dilakukan dengan mengubah atau merusak data files perusahaan atau
membuat copy, menggunakan atau melakukan pencarian terhadap data tanpa
otorisasi.
e.
Computer
fraud dapat
dilaksanakan dengan mencuri atau menggunakan secara tidak benar system
output.
·
Fraudulent
Financial Reporting
Fraudulent financial reporting adalah perilaku yang
disengaja atau ceroboh,baik dengan tindakan atau penghapusan,yang menghasilkan
laporan keuangan yang menyesatkan (bias). Fraudulent financial reporting yang
terjadi disuatu perusahaan memerlukan perhatian khusus dari auditor independen.
Penyebab
fraudulent financial reporting umumnya 3 (tiga) hal sbb :
1. Manipulasi, falsifikasi, alterasi
atas catatan akuntansi dan dokumen pendukung atas laporan keuangan yang
disajikan.
2. Salah penyajian (misrepresentation)
atau kesalahan informasi yang signifikan dalam laporan keuangan.
3. Salah penerapan (misapplication)
dari prinsip akuntansi yang berhubungan dengan jumlah, klasifikasi,
penyajian (presentation) dan pengungkapan (disclosure).
Fraudulent financial reporting juga dapat disebabkan adanya kolusi
antara manajemen dengan auditor independen. Salah satu upaya untuk mencegah
adanya kolusi tersbut, maka perlu dilakukan rotasi auditor independen dalam
melakukan audit suatu perusahaan.
F. FRAUD AUDITING
Fraud Auditing (Audit Kecurangan) yang merupakan salah satu
bidang tugas Auditor. Perkembangan teknologi informasi, e-commerce dsb yang
berpengaruh secara langsung atau tidak langsung dalam operasional perusahaan
telah membuka celah baru bagi munculnya praktek-praktek fraud yang berakibat
fatal bagi perusahaan. Mengantisipasi hal itu maka Auditor Internal sudah
seyogianya meningkatkan kemampuan dalam mendeteksi dan mencegah timbulnya
kecurangan tersebut serta mencari solusi terbaik agar hal itu tidak terjadi.
Tugasnya
ada 2 yaitu;
1. Auditor Internal yang ingin memiliki
landasan pengetahuan yang kuat di bidang fraud auditing baik menyangkut
pencegahan, pendeteksian ataupun dalam investigasinya
2. Operations managers yang ingin
mengembangkan wawasan dan pengetahuannya dalam pendeteksian dan
pencegahan kecurangan.
Upaya untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam
transaksi-transaksi komersial. Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap
pembukuan dan transaksi komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu
sebagai auditor yang terlatih dan kriminal investigator.
http://finance.dir.groups.yahoo.com
http://rtriwidodo.blogspot.com
http://muhamadramdani17.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar