BAB V. TRANSLASI MATA UANG ASING
NAMA : MERI HERLIYANI
NPM : 2A211288
KELAS : 4EB05
MATKUL :
AKUNTANSI INTERNASIONAL
BAB V. TRANSLASI MATA UANG ASING
5.1 ALASAN-ALASAN UNTUK MELAKUKAN
TRANSLASI
Perusahaan dengan
operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan konsolidasi yang
memeungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang holistik
atas operasi perusahaan, baik domestik dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini,
laporan keuangan perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang
asing disajikan ulang dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses
penyajian ulang informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya
disebut translasi.
Masalah
yang berkaitan dengan translasi mata uang,yaitu:
a) Fakta bahwa nilai relative mata uang
asing jarang sekali ditetapkan.
b) Kurs nilai tukar variable, yang
digabungkan dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan
perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian transalasi, membuat
perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau
perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu periode lain sulit
dilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan
multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi
keuangan.
c) Untuk mencatat transaksi mata uang
asing, mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh mata uang dan
berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri.
d) Untuk keperluan akuntansi, suatu
aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika
suatu perubahan kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk
perusahaan (pelaporan) juga berubah.
Akhirnya, skala investasi internasional yang meluas
meningkatkan kebutuhan untuk menyampaikan informasi akuntansi mengenai suatu
perusahaan yang berdomisili di suatu negara kepada pengguna di negara yang
lain. Kebutuhan ini timbul pada saat suatu perusahaan bermaksud untuk
mencatatkan sahamnya di suatu bursa efek luar negeri bermaksud untuk melakukan
akuisisi atau usaha patungan dengan pihak asing, atau ingin mengkomunikasikan
hasil operasi dan posisi keuangan kepada para pemegang saham asingnya.
5.2 LATAR BELAKANG DAN TERMINOLOGI
Translasi tidak sama dengan konversi, yang adalah pertukaran
dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik. Translasi hanyalah
perubahan satuan unit moneterr, seperti halnya sebuah neraca yang dinyatakan
dalam pound Inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen dolar AS. Tidak
ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi terkait yang terjadi
seperti bila dilakukan konversi. Saldo-saldo dalam mata uang asing ditranslasikan
menjadi nilai ekuivalen mata uang domestik berdasarkan kurs nilai tukar valuta
asing yaitu harga satu unit suatu mata uang yang dinyatakan dalam mata uang
lainnya.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward
atau swap. Mata uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan
secepatnya yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Translasi saldo-saldo dalam mata
uang asing dilakukan sederhana saja, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Nilai ekuivalen mata uang domestik diperoleh dengan mengalikan saldo
dalam mata uang asing dengan kuotasi kurs langsung dengan membagi saldo mata
uang asing dengan kuotasi tidak langsung. Transaksi pada pasar forward adalah
perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke
dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Kuotasi pada pasar
forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs spot. Transaksi swap
melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot dan
pembelian forward atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering
memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga
yang lebih tinggi di suatu Negara asing sembari dalam kesempatan yang sama
melindungi diri dari pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar
valuta asing.
PERMASALAHAN
Jika kurs nilai tukar relatif stabil, translasi mata uang
tidak akan lebih sukar dari proses translasi satuan inci atau kaki menjadi
nilai ekuivalennya dalam unit metrik. Namun demikian, kurs nilai tukar jarang
sekali stabil. Mata uang Negara-negara industry maju menemukan nilainya secara
bebas dalam pasar mata uang. Nilai tukar yang berfluktuasi secara khusus
terjadi di Eropa Timur, Amerika Latin, dan beberapa bagian Asia. Fluktuasi mata
uang meningkatkan jumlah nilai tukar translasi yang dapat digunakan dalam
proses translasi dan menimbulkan keuntungan dan kerugian mata uang asing.
Pergerakan mata uang juga sangat berhubungan erat dengan tingkat inflasi lokal.
5.3 PENGARUH ALTERNATIF KURS
TRANSLASI TERHADAP LAPORAN KEUANGAN
Ketiga nilai tukar berikut dapat digunakan ketika melakukan
translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestik, yaitu:
a) Kurs kini (current), adalah kurs
nilai tukar pada saat tanggal laporan keuangan.
b) Kurs historis (historical), adalah
kurs nilai tukar pada saat suatu aktiva dalam mata uang asing pertama kali
diperoleh atau ketika suatu kewajiban dalam mata uang asing pertama kali
terjadi. Umumnya mempertahankan biaya awal ekuivalen dengan suatu pos dalam
mata uang asing dalam laporan berdenominasi mata uang domestik. Penggunaan kurs
nilai tukar historis melindungi laporan keuangan dari keuntungan dan kerugian
translasi mata uang asing, yaitu dari kenaikan atau penurunan dalam ekuivalen
dolar saldo mata uang asing yang timbul dari fluktuasi kurs translasiantar
periode pelaporan.
c) Kurs rata-rata (avarage), adalah
rata-rata sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini atau kurs nilai
tukar historis.
Transaksi mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan
membeli atau menjual barang, dengan pembayaran yang dibuat dalam mata uang
asing atau ketika perusahaan meminjam atau meminjamkan mata uang asing.
Translasi diperlukan untuk mempertahankan catatan akuntansi dalam mata uang
perusahaan pelapor. Dari dua jenis penyesuaian transaksi, yang pertama
keuntungan dan kerugian atas transaksi yang terselesaikan, timbul ketika nilai
tukar yang digunakan untuk mencatat transaksi pada awalnya berbeda dengan nilai
tukar yang digunakan pada saat penyelasian. Jenis kedua penyesuaian transaksi
adalah keuntungan dan kerugian dari transaksi yang belum terselesaikan timbul
ketika laporan keuangan disusun sebelum suatu transaksi diselesaikan. Kurs
nilai tukar yang berfluktuasi menyebabkan timbulnya beberapa isu utama dalam
akuntansi untuk translasi mata uang asing:
a) Kurs nilai tukar manakah yang
harusnya digunakan untuk mentranslasikan saldo dalam mata uang asing ke dalam
mata uang domestic
b) Aktiva dan kewajiban dalam mata uang
asing yang manakah yang beresiko terhadap perubahan nilai tukar
c) Bagaimana sebaiknya keuntungan dan
kerugian translasi harus dicatat?
5.4 TRANSAKSI MATA UANG ASING
Ciri utama yang istimewa dari sebuah
transaksi mata uang asing adalah penyelesaiannya dipengaruhi dalam suatu mata
uang asing. Transaksi mata uang asing terjadi pada saat suatu perusahaan
membeli atau menjual barang dengan pembayaran yang dilakukan dalam suatu mata
uang asing. FAS No. 25 merupakan pernyataan standar akuntansi untuk mata uang
asing yang berisi :
a) Pada tanggal suatu transaksi diakui,
setiap aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan atau kerugian yang
terjadi dari suatu transaksi harus diukur dan dicatat dalam mata uang
fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs nilai
tukar yag berlaku pada tanggal tersebut.
b) Pada setiap tanggal neraca,
saldo-saldo tercatat yang berdenominasi dalam suatu mata uang selain mata uang
fungsional perusahaan yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk
mencerminkan kurs nilai tukar terkini.
Berdasarkan hal ini, penyesuaian kurs nilai tukar valuta
asing (yaitu keuntungan atau kerugian atas transaksi yang telah terjadi ) perlu
dibuat pada saat terjadi perubahan kurs nilai tukar di antara tanggal transaksi
dan tanggal penyelesaian. Apabila laporan keuangan disusun sebelum penyelesaian
transaksi, penyesuaian akuntansi (yaitu keuntungan atau kerugian dari transaksi
yang belum diselesaikan) akan sama dengan perbedaan antara jumlah yang awalnya
dicatat dan jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan.
FASB menolak pandangan yang menyatakan bahwa pembedaan perlu
dibuat antara keuntungan dan kerugian dari transaksi yang sudah diselesaikan
dan yang belum diselesaikan, karena pembedaan seperti itu tidak dapat
diterapkan dalam praktik. Terdapat dua perlakuan akuntansi atas keuntungan dan
kerugian transaksi yang dapat diterapkan.
·
Perspektif
Transaksi Tunggal
Berdasarkan perspektif tramnsaksi tunggal, penyesuaian niali
tukar (baik yang sudah diselesaikan atau belum) diperlakukan sebagai
penyesuaian terhadap akun-akun transaksi yang awal berdasarkan premis bahwa
suatu transaksi dan penyelesaiannya merupakan suatu peristiwa tunggal.
·
Perspektif
Dua Transaksi
Berdasarkan perspektif dua transaksi, penagihan piutang
dalam krona dianggap sebagai peristiwa terpisah dari penjualan yang menyebabkan
timbulnya piutang tersebut.
5.5 TRANSLASI MATA UANG ASING
Perusahaan yang beroperasi secara internasional menggunkan
berbagai metode untuk menyatakan aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban yang
dinyatakan dalam mata uang asing menjadi dalam mata uang domestik. Metode translasi
ini dapat diklasifikasikan, yaitu:
a) Metode Kurs Tunggal
Metode kurs tunggal, yang sudah lama popular di Eropa,
menerapkan satu kurs nilai tukar yaitu kurs terkini atau kurs penutupan, untuk
seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam mata uang sing
umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang berlaku pada
saat pos-pos tersebut diakui. Namun demikian, untuk memudahkan pos-pos ini
umumnya ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar
yang tepat untuk periode tersebut. Berdasarkan metode ini, laporan keuangan
sebuah operasi asing (yang dipandang oleh induk perusahaan sebagai perusahaan
otonomi) memiliki domisili pelaporannya sendiri, lingkungan mata uang local di
mana perusahaan afiliasi asing melakukan usahanya.
b) Metode Moneter - Nonmoneter
Menggunakan skema klasifikasi neraca untuk menentukan kurs
translasi yang tepat. Aktiva dan kewajiban moneter ditranslasikan berdasarkan
kurs kini. Pos-pos nonmoneter (aktiva tetap, investasi jangka panjang dan
persediaan) ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis. Pos-pos laporan
laba rugi ditranslasikan dengan menggunakan prosedur yang sama dengan yang
dijelaskan untuk konsep kini-nonkini. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa,
metode moneter-nonmoneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk
menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang
kurang tepat.
c) Metode temporal
Dengan menggunakan metode temporal translasi mata uang
merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian uang nilai tertentu. Metode
ini tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit
pengukuran.
Kurs Kini yang Tepat
Kurs nilai tukar yang digunakan dalam metode translasi
mengacu pada historis dan kurs kini. Kurs rata-rata sering digunakan dalam
laporan laba rugi untuk pos-pos beban. Beberapa Negara menggunakan kurs nilai
tukar yang berbeda untuk transaksi yang berbeda. Dalam situasi ini, harus
dipilih beberapa kurs nilai tukar yang ada. Beberapa alternative yang disarankan adalah:
~
Kurs
pembayaran deviden
~
Kurs
pasar bebas
~
Kurs
penalti atau preferensi yang dapat digunakan, seperti yang terkait dengan
kegiatan impor atau ekspor.
5.6 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
TRANSLASI
a.
Penangguhan
Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode
sekarang umumnya dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses
penyajian ulang. Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva
bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh
terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh
karena itu, akan cenderung menyesatkan jika memasukan penyesuaian seperti itu
ke dalam laba sekarang. Berdasarkan keadaan ini, penyesuaian translasi harus
diakumulasi secara terpisah sebagai bagian ekuitas konsolidasi.
b. Penangguhan dan Amortisasi
Beberapa pihak mendukung penangguhan keuntungan atau
kerugian translasi dan melakukan amortisasi penyesuaian ini selama masa manfaat
pos-pos neraca terkait.
c. Penangguhan Parsial
Pilihan ketiga dalam akuntansi ntuk keuntungan atau kerugian
translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi,
tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan. Meskipun terdengar
konservatif, penangguhan keuntungan translasi semata-mata hanya karena merupakan
keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs.
d. Tidak Ditangguhkan
Pilihan terakhir adalah untuk mengakui keuntungan atau
kerugian translasi dalam laporan laba rugi sesegera mungkin, pilihan ini
memandang penangguhan dalam bentuk apa pun bersifat palsu dan cenderung
menyesatkan.
5.6 PERKEMBANGAN AKUNTANSI TRANSLASI
ü Sebelum 1965
Praktik translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh
Accounting Research Bulletin (ARB No. 4) yang kemudian diterbitkan kembali
sebagai Bab 12 dalam ARB No. 43. Pernyataan ini mendorong penggunaan metode
kini-nonkini. Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan ke dalam
laba. Keuntungan atau kerugian bersih saling dihapuskan selama periode
berjalan. Kerugian translasi bersih diakui dalam laba tahun berjalan, sedangkan
keuntungan translasi bersih ditangguhkan dalam akun penundaan neraca dan
digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa mendatang.
ü 1965-1975
Bab 12 ARB No. 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas
metode kini-nonkini. Dalam keadaan tertentu, persediaan dapat ditranslasikan
berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul Karena pembelian
aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdsarkan kurs kini apabila terjadi
perubahan kurs nilai tukar besar (dan dianggap tetap). Setiap berbedaan
akuntansi disebabkan oleh penyajian ulang utng diperlakukan sebagai bagian dari
biaya perolehan aktiva. Menstralasikan seluruh utang dan piutang dalam mata
uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board
Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perubahan terhadap ARB No. 43 kini
memberikan pilihan translasi yang lain bagi perusahaan.
ü 1975-1981
Untuk mengakhiri keaneragaman perlakuan yang diperbolehkan
menurut standar translasi sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No.8 yang
kontroversial pada tahun 1975. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi
tidak diperbolehkan lagi. Keuntungan dan kerugian translasi dan transaksi mata
uang asing harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs nilai tukar.
ü 1981-hingga kini
Pada bulan Mei 1978, FASB mengundang komentar publik
terhadap 12 pernyataan pertama yang dikeluarkannya, dimana banyak yang
menanggapi ketidakpuasan publik tentang FAS No. 8 sehingga FASB
mempertimbangkan kembali FAS No. 8 dan setelah melalui banyak ertemuan dan dua
draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting Standards No. 52
pada tahun 1981.
Isi Standar No.52
Tujuan translasi
menurut FAS No.52 berbeda secara substansial dari tujuan menurut FAS No.8. FAS
No.8 menggunakan sudut pandang induk perusahaan dengan mengharuskan laporan
keuangan dalam mata uang asing disajikan seakan-akan seluruh transaksinya
terjadi dalam mata uang dola AS. Standar No. 52 mengakui bahwa baik sudut
pandang induk perusahaan dan anak perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan
yang sah, oleh kerana itu aturan translasinya dirancang untuk :
a) Mencerminkan, didalam laporan
keuangan konsolidasi, hasil dan hubungan keuangan yang diukur dalam mata uang
primer (utama) yang digunakan oleh setiap entitas konsolidasi melakukan
kegiatan usahanya (mata uang fungsionalnya-functional
currency)
b) Memberikan informasi yang secara
umum sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar
terhadap arus kas dan ekuitas suatu perusahaan.
Translasi Apablia Mata Uang Lokal
Merupakan Mata Uang Fungsional
Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang
digunakan dalam catatan entitas, laporan keuangannya ditranslasikan ke dalam
dolar dengan menggunakan metode kurs kini.keuntungan atau kerugian translasi
yang timbul diungkapkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas konsolidasi.
Hal ini mempertahankan rasio laporan keuangan jika dihitung dari laporan
keuangan dalam mata uang lokal. Prosedur kurs kini yang digunakan yaitu :
a)
Seluruh
aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam dolar dengan
menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca, akun modal ditranslasikan
berdasarkan kurs historis.
b)
Pendapatan
dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transaksi,
meskiun kurs rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk kepraktisan.
c)
Keuntungan
dan kerugian translasi tersebut dilaporkan sebgai komponen terpisah dalam
ekuitas pemegang saham konsolidasi. Penyesuaian nilai tukar ini tidak akan
masuk ke dalam laporan laba rugi hingga operasi luar negeri tersebut dijual
atau nilai investasinya dianggap telah hilang secara permanen.
Translasi Apabila Dolar AS Merupakan
Mata Uang Fungsional
Apabila dolar AS merupakan mata uang fungsional suatu
entitas asing, maka laporan keuangan dalam mata uang sing diukur ulang ke dalam
dolar dengan menggunakan metode temporal. Seluruh keuntungan dan kerugian
transaksi yang berasal dari proses translasi dimasukan ke dalam penentuan laba
berjalan. Secara khusus :
a) Aktiva dan kewajiban moneter dan
aktiva nonmoneter yang dinilai berdasarkan harga pasar terkini ditranslasikan
dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal laporan keuangan, pos
nonmoneter lainnya dan akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.
b) Pendapatan dan beban ditranslasikan
dengan menggunakan rata-rata kurs niali tukar selama periode berjalan, kecuali
untuk pos-pos nonmoneter yang ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis.
c) Keuntungan dan kerugian translasi
tercermin dalam laba periode berjalan.
Translasi Apabila Mata Uang Asing
Merupakan Mata Uang Fungsional
Suatu entitas asing dapat menggunakan sebuah mata uang asing
dalam catatan akuntansinya apabila mata uang fungsionalnya adalah mata uang
asing lainnya. Dalam situasi ini, laporan keuangan pertama-tama disajikan ulang
dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan
kemudian ditranslasikan ke dalam dolar AS dengan menggunakan metode kurs kini.
Translasi Mata Uang Asing dan
Inflasi
Suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi suatu Negara
dan nilai eksternal mata uangnya telah ditunjukan secara empiris. Alhasil,
penggunaan kurs kini untuk mentranslasikan biaya perolehan aktiva nonmoneter
yang berlokasi di lingkungan berinflasi pada akhirnya akan menimbulkan nilai
ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih rendah dari pad dasar
pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan
jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresiasi yang juga lebih rendah.
FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi,
karena yakin bahwa penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar
penialian biaya historis yang digunakan dalam lporan keungan di AS. Solusinya,
FAS No. 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk
operasi luar negeri yang berdomisili di lingkungan dengan hiperinflasi (yaitu
negara-negara dengan tingkat inflasi
kumulatif melebihi 100 persen selama periode tiga tahun).
Translasi Mata Uang Asing di Negara
Lain
a. Kanada (CICA 1650), perbedaan untama
antara standar di Kanada (CICA 1650) dan FAS No.52 menyangkut utang jangka
panjang dalam mata uang asing. Di Kanada, keuntungan dan kerugian dari
translasi ditangguhkan dan diamortisasi.
b. Inggris (IAS 21), perbedaan utama
antara standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang
berdiri sendiri di negara-negara yang mengalami hiperinflasi. Di Inggris,
laporan keuangan pertama-tama harus disesuaikan terhadap tingkat harga kini dan
kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.
c. Australia dan Selandia Baru
menerbitkan standar pada tahun 1988. Bila dibandingkan dengan FAS No.52,
standar Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar
nonomoneter untuk anak perusahaan di Negara-negara berinflasi tinggi sebelum
dilakukan translasi.
d. Jepang, akhir-akhir ini telah
mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini di segala keadaan,
dengan penyesuaian translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang
saham.
Tren Kini
Translasi mata uang asing masih tetap merupakan isu teknis
yang menyulitkan dan kontroversial. Jumlah perusahaan melakukan pencatatan
saham secara internasional dan mengikuti IAS, atau sekarang IFRS (International
Financial Reporting Standars-Standar Pelaporan Keuangan Internasional), semakin
meningkat dan bursa efek di seluruh dunia berada di bawah tekanan yang semakin
meningkat utnuk menggunakan IFRS sebagai pengganti standar domestic untuk
pencatatan saham perusahaan-perusahaan asing. (Banyak bursa efek telah
melakukan hal ini). Di Amerika Serikat, perusahaan-perusahaan asing
diperbolehkan untuk menggunakan standar internsional (IAS 21) dab bukan standar
AS (FAS No.52) dalam masalah translasi mata uang asing. Pada saatnya nanti,
FASB mungkin akan meyelesaikan perbedaan-perbedaan antara FAS No.52 dengan IAS
21, dengan condong kepada standar internasional.
Choi,
Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International
Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta.
Komentar
Posting Komentar